I (Nearly) Got You, My Copy of “The Tree of Seasons”…

Ini cerita kurang penting tentang pengalamanku membeli buku impor via Internet. Pengalaman pertama, to be precisely.

So after a long pending moments of my email’s replies insisting about the whereabouts of my book order–which is obvious what book–the assistant from that service I order my book in finally texted me this afternoon. I posted a question on their website some minutes before and maybe he read that so he texted, or it’s only a coincidence…

Nevermind.

Jadi ternyata The Tree of Seasons–buku pertama dan terakhir Stephen Gately–sudah tiba di Jakarta, in that bookstore I bought my book from (mari sebut dia “BK”). Mungkin salah satu dari segelintir yang pernah menyentuh udara Indonesia. Buku yang nggak dijual dimanapun di setiap toko–online maupun offline-di negeri ini, dan terpaksa aku beli di Amazon UK, itu pun via toko buku online BK karena aku nggak bisa order untuk langsung dikirim langsung ke alamatku (Amazon kind of bans this country or something).

Tapi ternyata bukunya tiba dalam keadaan basah di ujung bawahnya. Orang BK mengirimiku beberapa foto “penampakan” buku itu, which turns out to be fair enough, only I can’t stand the bluish, small soaked part of it. Cover belakang menampilkan foto sang pengarang dalam ukuran besar, dan tiba-tiba aku jadi pengen nangis, karena buku itu basah, sedangkan dia sudah susah-susah menulisnya.

He wrote that book to death.

Bagi yang belum tau, buku ini ditulis oleh Stephen Gately, salah satu anggota boyband Boyzone, yang mendunia pada tahun 90-an. Beberapa lagunya yang sangat populer adalah Love Me for a Reason, Words (cover version dari The Bee Gees), Everyday I Love You, Shining Star (OST kartun Hercules). Steo–nicknamenya–dikenal dengan suaranya yang khas: manis, lembut, menggetarkan, dan karakternya yang baik hati serta kekanak-kanakan. (dan penampilan fisiknya yang rupawan, versiku. Oh I grew up with you, Steo.) Pada Oktober 2009 dia ditemukan meninggal, diduga karena overdosis dan jantungnya lemah atau semacam itu. Padahal bukunya (buku basah yang kubeli ini) belum selesai ditulis.

Mungkin buku itu basah karena kena hujan deres atau apa. Buku itu sudah melanglang buana dari Inggris Raya sana sampe ke pinggiran kota di negara tropis ini, kan? Dan karena Amazon sebetulnya tidak melayani pengiriman ke Indonesia, aku kira mungkin BK memesan untuk pengiriman ke Singapura atau Malaysia. Kemudian dari situ, baru dikirim ke Indonesia. Wow, such a long, special journey. I mean, this is not a kind of book they usually import, isn’t it? Buku ini khusus dikirim melintasi samudra dan benua untukku. That’s so wow, come to think of it!

Jadi sedikit basah mungkin bukan masalah. Buku-buku lain mungkin ada yang sobek, rusak, atau bahkan ilang. Bukuku ini cuman basah, sedikit pula. Belum tentu kesempatan berikutnya buku ini bisa dateng lagi kesini dalam kondisi lebih baik (mengingat perjalanannya yang berat). Tapi tetep aja, aku harus minta lagi versi yang lebih mulus ke mereka. Aku paling nggak bisa ngeliat buku yang sobek, basah, kotor, rusak, kertas kelipet-lipet. Not this book. Not Steo’s.

Akhirnya sekarang aku menanti buku yang basah itu dikirim ke alamatku, sambil juga mewanti-wanti mereka untuk jangan lupa pesen lagi buku yang baru. Karena kata mereka, kalo aku nggak puas, mereka akan mengganti (melakukan order ulang). Ha. Bagus. Aku sudah kirim 2 request yang terkesan “egois” itu, dan mereka menyanggupi. Now that’s a service.

Ada yang punya pengalaman menarik seputar pembelian buku via Internet? Terutama buku impor? Feel free to share them here 🙂

Sumber foto: http://www.thetreeofseasons.co.uk, http://www.mtv.com, http://www.waterstones.com